Terima Kasih Rafa..


Kurang Lebih setahun yang lalu saya melahirkan bayi laki2 yang sehat melalui operasi caesar dikarenakan banyaknya pembuluh darah yang membesar di jalan lahir saya.  Alhamdulillah saya harus melewati operasi caesar itu selama 2 jam dikarenakan pecahnya pembuluh darah di bagian belakang rahim. Jadi total sy tdk bs bertemu Rafa dr sejak ia 'dikeluarkan' dr rahim saya smp akhirnya kami bertemu kembali adalah 7,5 jam. Huah!! Sebagai ibu baru yang sudah sadar dari bius, menunggu observasi selama 6 jam setelah keluar ruang operasi baru bs bertemu dengan si kecil itu sungguh sangat menyiksa. Saya kan pengen ky d majalah2 itu.. Mendekap si kecil dalam pelukan dan menyusuinya. Ya.. Menyusuinya. Meski saya sempat IMD tp krn hanya sebentar membuat saya tdk yakin apakah Rafa sdh mendapatkan kolostrum atau belum.

Jadi setelah bertemu dengan Rafa di kamar, saya pun mulai berlatih menyusui Rafa. Alhamdulillah Rafa sehat sehingga bs segera rooming in dengan saya. Setiap Rafa menangis langsung saya susui, meski pada waktu itu sampai setelah operasi payudara saya tetap biasa saja. Tidak ada sensasi kencang atau penuh bahkan sampai meneteskan ASI. Khawatir tentunya. Tapi bekal semasa kehamilan yaitu membaca artikel tentang menyusui membuat saya tetap berfikiran positif.
Apalagi tulisan The Cost of Not Breastfeeding dari Mommiesdaily, sukses membuat energi positif saya mengalir..
"ASI saya banyak kok.. Cuman belum keluar banyak aja.."
"Keran aja kalau dibuka mengalirnya dari kecil ke besar kok..

Belum lagi ukuran payudara saya yang memang kecil. Tetap tidak berubah sampai operasi membuat pikiran2 nggak enak kadang hinggap. Tapi tetap dengan keras kepala (kalo nggak boleh dibilang ngotot.) Saya tetap menyusui Rafa. Setiap kali ia menangis bukan karena pipis / pup saya pasti menyusuinya. Setiap 2 jam sekali suami saya jg selalu mengingatkan untuk menyusui Rafa. Meski masih menahan sakit bekas operasi tapi saya tetap bangun, menggendongnya dan menyusuinya. Alhamdulillah keesokan harinya payudara saya bengkak luar biasa. Jangan ditanya sakitnya.. Tapi inilah pertama kalinya saya benar2 bs menikmati sakit

nya dipijat oleh suster untuk meredakan bengkak, menikmati sakitnya payudara saat Rafa menyusu hanya separuh sementara payudara saya semakin mengencang.. Setelah itu proses menyusui Rafa pun terbilang lancar..

Sesungguhnya setelah merasakan 1 tahun menyusui Rafa, bukanlah bayi mungil itu yang membutuhkan ASI saya. Tapi sayalah yang butuh untuk menyusui ia. Ada perasaan yang nggak bs diungkapkan dengan tulisan dan kata2 saat memandangi wajahnya yang kekenyangan setelah menyusu, ada kupu2 kecil di perut saya saat ia menarik2 baju untuk mencari gentong susunya, ada perasaan bangga saat setiap malam ia hanya mau digendong oleh saya (untuk yang satu ini gendongan ayah pun nggak mempan. Jadi kata ayah klo malam Rafa itu cuma anak Bunda. Hahaha..) Ahh..itu belum seberapa manfaat menyusui yang saya rasakan..

Penghematan yang dilakukan melalui menyusui juga banyak lo.. Kami nggak perlu membeli sufor yang harganya mahal2 itu. Juga nggak perlu pusing sewaktu jalan2 sama Rafa. Dimanapun, kapanpun dia haus, tinggal buka gentong, ga perlu repot sama air panas ataupun dot yang steril, beres deh..

Menyusui juga membuat saya cepat kembali ke BB sebelum hamil. Selama hamil saya naik 17kg loh. Dan BB awal yaitu 52kg saya dapatkan hanya dalam waktu 3 bulan menyusui dan mengurus Rafa sendiri. Ya, smua bacaan tentang betapa menyusui itu membantu ibu2 mendapatkan BB awal itu benar..




Besar sekali kan saya? Tapi lihat foto saya sedang menyusui Rafa di atas, itu persis disaat Rafa berusia 3 bulan. Saya sudah kembali ke BB sebelum hamil. Psssttt... Sekarang saya kerjaannya cuma main dan mengurus rumah bersama Rafa plus menyusui dan membuatkan MPASI rumahan u Rafa. Hasilnya? BB saya berkurang lagi dr sebelum hamil. Sekarang BB saya berkisar antara 48-49kg sajah.. Alhamdulillah..

Jadi Kalau ada orang yang bertanya gimana bs kurus dengan anak sebesar Rafa? Jawabannya??  Terima Kasih Rafa. Ya, terima kasih Anakku sayang..

1 comment