Teman Setia Bunda

21 September 2013 yang lalu adalah pengalaman yang mendebarkan untuk saya.

Kami baru saja sampai di Pondok Indah Mall, karena sudah masuk waktu sholat Ashar akhirnya saya sholat duluan di Musholla Area 51 sementara Rafa dan ayahnya bermain di playground di depan Muji. Cukup banyak orang yang mengantri untuk sholat waktu itu, pada saat baru selesai wudhu saya sempat mendengar nada panggil dari hp saya. Namun tidak saya pedulikan, saya tetap melanjutkan sholat. Setelah selesai saya pun bergegas berjalan ke arah playground tempat saya meninggalkan Rafa dan Ayahnya. Namun baru saja saya keluar dari area musholla, saya sudah melihat ayahnya Rafa datang sambil menggendong Rafa dengan wajah khawatir. Ia bilang " Bunda kok ditelp nggak diangkat sih, anaknya jatuh pipinya sobek nih. "

Hah?! Kok bisa?!


Lutut ini lemas rasanya. Tetapi rasa khawatir saya agak berkurang karena Rafa sudah tidak menangis di pelukan ayahnya. Saya hampiri mereka dan berusaha melepaskan pelukan Rafa pada ayahnya untuk melihat lukanya. Lukanya kecil, namun masih mengeluarkan darah dan membuat kaos ayahnya di bagian bahu menjadi penuh darah. Kami pun bergegas meninggalkan PIM ke UGD RSPI. Sepanjang jalan kami dari area playground sampai lantai 1 kami tidak menemukan petugas keamanan. Maksudnya ingin bertanya mengenai alat P3K atau fasilitas kesehatan untuk setidaknya menutup luka di pipi Rafa. 

Sesampainya di UGD RSPI, kami langsung ditangani suster dan dokter yang berjaga. Barulah Rafa mulai menangis karena takut. Setelah dokter membersihkan lukanya terlihat bahwa meski masih mengeluarkan darah karena lukanya dalam namun lukanya tidak lebar sehingga tidak perlu dijahit. Alhamdulillah ya Allah. Jadi Rafa hanya diberikan semacam perban yang ada lemnya untuk membantu luka sobeknya agak segera menutup dan cairan antiseptik. Setelah selesai dari UGD, Rafa pun berganti pakaian yang sudah basah oleh keringat juga terkena noda darah, kami memutuskan ntuk makan malam di Oenpao di dekatnya. 6 butir siomay ayam pun ludes dilahapnya. Mungkin karena lapar sehabis menangis.



Pulang ke rumah setelah Rafa tidur, sekitar jam 10an saya mulai mencuci baju hari itu. Saya taruh di ember semua pakaian kotor. Disaat saya mengisi air ke ember tersebut saya pun baru teringat akan kaos Rafa dan Ayahnya yang terkena noda darah. Wah, itu kaos kesayangan Rafa. Jangan sampai noda darahnya menetap. Akhirnya saya mengoleskan sedikit rinso cair pada kaos Rafa dan ayahnya yang terkena noda darah, merendamnya selama 15 menit, menguceknya tanpa menggunakan tenaga sama sekali. Dan, voila.. Noda darah yang sudah mengering pun luruh dengan mudahnya. Ahh, Rinso cair memang teman setia Bunda. Penggunaan rinso cair terbukti 2x lebih efektif, meresap lebih ke dalam serat kain saat perendaman dan bisa dipakai untuk seluruh cucian sehari - hari. Untung Bunda memang sudah menjadi pengguna Rinso cair sebelumnya, jadi tidak terlalu khawatir dengan noda darah atau noda2 lainnya yang didapat Rafa dari petualangannya. Selain tak perlu terkena tangan, penggunaan Rinso cair juga lebih mudah. Cukup buka tutupnya dan tuang saja ke dalam ember. Jika menggunakan deterjen bubuk, pasti bubuknya ada yang terkena tangan atau menyebar ke pinggir ember kan. Belum lagi wanginya yang enak dan tahan lama. Wah pokoknya saya sudah beralih deh dari deterjen bubuk ke Rinso Cair.


Gambar diambil dari sini 

Ternyata setelah saya berkunjung ke rumah rinso , berikut adalah tips untuk menghilangkan noda darah  yaitu:
1. Larutkan aspirin dalam segelas air
2. Rendam bagian bernoda dalam larutan ini selama 5 menit
3. Bilas
4. Cuci dengan siklus mesin normal

Lalu bagaimana Rafa? Memerlukan waktu kurang lebih 3 hari agar luka sobeknya menutup. Setelah itu hanya saya pakaikan kain kasa yang ditempet di pipinya supaya lukanya mengering. Sayang bekasnya masih ada sampai sekarang. Semoga seiring dengan pertumbuhannya, bekas sobek itu akan semakin tersamar.Rafa jg jd lebih berhati-hati saat main. Setelah berbincang dengan ayahnya, ternyata Rafa ingin masuk ke semacam lubang yang ada di playgroundnya. Setelah duduk di pinggir lubangnya Rafa pun berdiri turun untukmemasuki lubangnya. Nah saat itulah tiba2 ia menangis, setelah dilihat ternyata pipinya sudah sobek. Kemarin kami berkunjung ke PIM lagi, begitu menemui playground tempat dia jatuh sepertinya dia ingat. Namun tetap tidak mengurangi rasa takutnya, lihat saja nih..


Ini sungguh kebetulan yang menyenangkan lho. Memiliki pengalaman dengan Rinso Cair dan kemudian mengetahui bahwa Laiqa dan Rinso sedang mengadakan Lomba menulis. Jadi saya tidak perlu mengada-ada tentang kehebatan Rinso Cair. Memang sudah terbukti sih.. Terbukti Rinso Cair memang teman Setia saya dalam urusan noda.

O,ya tulisan ini murni pengalaman saya Lho jd Laiqa Magazine nggak Ikutan bertanggung jawab Akan  Isi postingan ini ya...

10 comments

  1. Waaa rafa hebat. Alhamdulillah udah sembuh ya.. duh kl gw pasti kaget banget tu yu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa alhamdulillah sdh sembuh. gw jg sbenernya klo lihat langsung jg pasti kaget.. hihi...

      Delete
  2. Aduh anak ganteng kok bisa jatuh sihh, kasiannnn.. peyuk2..

    Syukurlah udah sembuh yah Rafa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nih tante, ga jelas jg kena apaan... peluk2 millie aja ahh... lho? hahaha...

      Delete
  3. sudah sehat Rafa...dan bermain kembali !

    ReplyDelete
  4. senang liat Rafa sudah ceria lagi :)
    yang sehat dan hati-hati klo main ya nak

    ReplyDelete
  5. Rafa...anak ganteng kuat meskipun jatuh ya Nak

    ReplyDelete