Rafasya dan Hari Kiamat


Beberapa hari yang lalu Rafa mulai lancar melantunkan surat Al Qari'ah ayat 1 - 11. Kebetulan selain mendengarkan murotal, hafalan si sekolahnya juga memang sudah mencapai surat ini. Hal tersebut berarti saya menjadi sudah terbiasa mendengar anak bujang ini bermain sambil menghafal surat. Yang menjadi tidak biasa adalah sesaat setelah kami masuk kamar dan bersiap untuk tidur, Rafasya mengambil Juz Amma yang biasa saya gunakan untuk mencari arti ayat pada surat yang sedang kami hafalkan. Iya, kan emaknya Rafa ini nggak bisa bahasa Arab. Jadi harus nyontek deh. :D Ternyata Rafa meminta saya untuk mencari surat Al Qari'ah dan menjelaskan apa artinya. Meski setelah saya tanyakan lebih lanjut, di sekolah ibu guru sudah menjelaskan artinya. Rafa ingin mengulangnya lagi bersama saya. Aktivitas ini, membacakan arti ayat sebuah surat, sudah beberapa kali kami lakukan. Namun yang membuat istimewa adalah pelajaran hidup yang bisa saya ambil dari laki - laki kecil ini. 


Bunda : oke sekarang kita baca dulu ya surat Al Qari'ahnya, nanti setelah itu baru bunda bacakan artinya per ayat.
Rafa : bismillahirrahmanirrahiim.. Al Qari'ah ... Mal Qari'ah .............
B : ayat yang pertama "Al Qari'ah " artinya hari Kiamat
R: sama kaya judul suratnya ya Bunda? 
B : iya "Mal Qari'ah" artinya Apakah hari kiamat itu ? Penjelasan saya terus berlanjut sampai ayat ke 11. Tentunya penjelasannya tidak sebatas mengartikan ayat sesuai apa yang tertulis di Juz Amma yang saya miliki saja. Namun juga ditambahkan penjelasan lain. Seperti misalnya pada ayat ke 7 saya harus menggambarkan bagaimana kehidupan yang menyenangkan itu. Saya gambarkan bahwa insya Allah nanti di surga semua yang Rafa mau ada. Begitu terus sampai ayat terakhir.
R : Rafa tau Bunda. Neraka Hawiyah itu artinya neraka yang sangat panas.
B : iya betul. Nah sekarang sudah dulu ya. Kita tidur dulu, besok Rafasya sekolah.
Saya pun berjalan menyimpan Juz Amma tadi ke lemari.
R : tiba - tiba.. Rafa nggak mau masuk neraka Bunda. Rafa nggak mau dihukum sama Allah karena Rafa nakal. Rafa nggak mau dibakar. Anak bujang saya menangis sesenggukan. Ketakutan lebih tepatnya.
B : antara kaget dan terharu saya bergegas memeluk Rafa. Insya Allah kalau Rafa berbuat baik, jadi anak sholeh, ingat sama Allah dan melaksanakan semua perintah Allah jg menjauhi apa yang dilarang, Rafa masuk surga nak nanti. Saya mulai meneteskan air mata.
R : Allah itu kan hebat Bunda, kalau Rafa nakal trus Allah nggak maafin berarti timbangan kebaikan Rafa ringan dong Bunda. Nanti Rafa masuk neraka... Tambahnya masih tetap sambil menangis.
B : Masya Allah.. Kali ini saya nggak bisa bicara. Sambil berusaha mencari kata - kata untuk membuat Rafa berhenti menangis, air mata saya malah semakin banyak. Saya malu sekali, bahkan anak seusia Rafa yang belum 5 tahun, sudah sedemikian takutnya akan azab Tuhannya. Lah saya kemana aja? 
Nah kalau gtu yuk kita sama - sama berbuat baik dan taat sama Allah. Insya Allah timbangan kebaikan kita bertambah beratnya. Hanya itu yang bisa saya ucapkan untuk kemudian berhasil menghentikan tangisnya. Tinggal suami saya yang kebingungan mengapa kami berdua tangis - tangisan menjelang tidur. :p

Duh, Allah.. Betapa saya belajar sangat banyak dari diri anak laki - laki saya ini. Jika ia yang dengan pengetahuannya akan dunia baru berumur 5 tahun saja sudah setakut itu akan Hari Akhir, mengapa saya yang sudah 6x usianya tak juga sadar. Sekali lagi, terima kasih ya Nak sudah mengajarkan Bunda banyak hal.

7 comments

  1. Wah Raffa, aku jadi ikut terharu bacanya.. Kalo boleh tau Raffa sekolah di mana kah mak? DI SD swasta islam ya..? Kebetulan tahun depan anak aku mau masuk SD, masih bimbang mau negeri atau swasta islam. Makasi sharingnya ya Mak..

    ReplyDelete
  2. Wahh pemikirannya sudah sejauh itu, gak lepas loh dari contoh baik sang Ibu... nice to share

    ReplyDelete
  3. Masya Allah Raffa anak cerdaas! Semoga gedenya jadi anak sholeh berkat bimbingan kak Ayu dan suami yaa

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah, Rafa pintar dan sudah mengerti akan hari Akhir. Semoga sampai besar, Rafa makin pintar yah 😊

    ReplyDelete
  5. Semoga kelak jadi anak shaleh pembela agama dan sayang sama orangtua ya, Rafa. Aamiin. :)

    ReplyDelete
  6. salut :) udah pinter banget yaaa

    ReplyDelete
  7. Waah aku deg-degkan mbaa yu.. jadi malu sama anak kecil yang udah mengerti dan mulai merasakannya :((

    ReplyDelete