Cara Membentuk Kebiasaan Makan yang Baik Pada Anak

Ish judulnya, ngeri ya? Haha.. Urusan makan pada anak ini sering banget bikin galau bin gelisah buibu jaman now. Masa - masa awal makan alias MPASI adalah masa - masa penuh harap yang membuat para ibu rela mencoba berbagai macam menu bahkan berbagai macam alat makan dan posisi makan demi membuat si anak menghabiskan makanan yang sudah kita siapkan. Ya kan buibu? Mana nih barisan buibu yang hatinya sering berantakan karena MPASInya dilepeh atau bahkan ditepis sampai berceceran di lantai? Hohoho.. Sabar ya buibu, kalian tidak sendirian.

Jadi sebenarnya bagaimana sih membentuk kebiasaan makan yang baik pada anak? 

Pertanyaan ini dijawab tuntas pada acara #TUMLuncheon yang diadakan pada hari Sabtu, 14 April 2018 lalu. The Urban Mama memang paling tahu deh bagaimana menjawab kegalauan buibu dengan menghadirkan acara yang menghadirkan dr. Ranti Astria Hannah, SpA dan Mbak Aie pemilik IG @kelincitertidur.


Berikut ada beberapa hal penting yang bisa saya bagikan pada mentemen sekalian.

Mulai Sejak Dini
Yes. Kebiasaan baik saat makan harus banget dilakukan sejak dini. Berarti kapan buibu pakbapak? Dari sejak dimulainya janin tumbuh dan berkembang di rahim sang ibu. Yup. Kebiasaan baik ini harus dimulai dari sejak di dalam kandungan. Sebenarnya pengertian kebiasaan baik saat makan itu kembali lagi ke keluarga masing - masing ya menurut saya. Namun kebiasaan baik saat makan yang kita bicarakan disini adalah makan dengan makanan yang sehat dengan menu yang seimbang dengan jumlah yang cukup untuk membuat anak kenyang, waktu yang cukup dan dengan cara makan yang baik. 

Terdengar rumitkah? Semoga nggak ya. Karena memang kan tujuan kita untuk mengajarkan kebiasaan makan yang baik ini bertujuan agar membentuk dewasa yang sehat. Karena kebiasaan makan yang buruk akan berakibat pada terjadinya gizi buruk, stunting, obesitas sampai resiko penyakit degeneratif. Semua dampak yang buruk tersebut akan mengakibatkan generasi penerus bangsa yang memiliki kualitas hidup yang buruk. Biar bagaimanapun, disadari atau tidak, anak - anak yang kita miliki adalah penerus bangsa ini ya kan buibu. Jadi kita harus menyiapkan generasi penerus yang terbaik dong ya.

Saat hamil, janin akan merasakan beragam makanan yang dikonsumsi oleh ibunya. Penelitian yang dilakukan oleh Schwartz mengatakan bahwa ada beberapa rasa makanan yang akan membuat air ketuban juga ASI memiliki rasa yang sama dengan makanan tersebut. Jadi jangan sepelekan nutrisi bumil saat mengandung ya. Setelah si kecil lahir, di awal MPASI beberapa ibu akan memberikan buah - buahan. Biasanya pada beberapa anak, mereka akan mudah menyukai rasa MPASI buah tersebut. Kenapa? Karena buah secara alami memiliki rasa manis yang memang disukai oleh bayi selain rasa asin. Tapi kita harus berhati - hati memberikan MPASI dengan rasa asin dan manis ini. Karena terlalu banyak manis memiliki risiko diabetes dan terlalu asin memiliki risiko hipertensi. Tentunya insyaAllah nggak akan terjadi dengan sumber manis yang alami seperti buah ya. 




Kedua anak saya, Rafasya dan Arsel mengawali petualangan makan mereka dengan menu MPASI buah - buahan. Alhamdulillah keduanya menyukai buah dan sampai-sampai sekarang kami sekeluarga selalu sarapan buah. Saat hamil keduanya juga menyusui, saya memang memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Jadi saya rasa kebiasaan makan buah dan sayur yang saya lakukan sedikit banyak membuat mereka mudah makan buah dan sayur. Kebetulan saya juga nggak pemilih untuk urusan buah dan sayur, apa saja saya makan. Pesan dari dr. Ranti, sebaiknya buibu nggak menularkan ketidaksukaannya terhadap satu jenis makanan pada si kecil. Jadi kalau ibunya nggak suka sayur bayam misalnya, jangan ditularkan ke anak dengan nggak memberikan bayam ke anak ya buibu. :p

Tipe Ibu dalam Memberi Makan Si Kecil
Ada 4 tipe ibu saat memberikan makan si kecil, yaitu Authoritarian, Permissive, Neglectful dan Authoritatif. Bisa dilihat di foto di bawah ini ya. 




Jadi mentemen termasuk tipe yang mana nih? 

Mengenali Tanda Lapar dan Tanda Kenyang
Kayaknya kalau urusan mengenali tanda lapar, kita sudah lebih cepat tanggap ya. Karena biasanya anak akan semangat saat melihat kita membawa makanan, berusaha memegang mangkuk makanan atau bahkan mengambil dan menyuapkan makanan sendiri karena kita terlalu lama menyuap. Duh bahagia banget ya kan kalau anak lahap dan semangat makannya. 

Yang sering luput dari perhatian kita biasanya tanda kenyang. Apalagi kalau makanan yang ada di mangkuk belum habis, biasanya cenderung nggak merhatiin deh nih tanda kenyang yang ditunjukkan oleh anak karena target buibu adalah mangkuk harus licin biar seperti selebgram. Haha.. Ada beberapa tanda kenyang yang sering ditunjukkan oleh anak. Di antaranya duduk bersandar jauh dari meja, berpaling dari sendok atau menepis sendok dan mingkem. Kalau sudah begini biasanya anak sudah kenyang buibu. Tugas kita sebagai ibu adalah percaya pada anak. I know, ngomong mah gampang BuYu tapi kan hati rasanya terpoteque juga ya melihat MPASI yang dibuat hanya dihabiskan separuh atau bahkan hanya 3 suap. Saya tahu banget rasanya buibu. Tapi percaya deh, dengan percaya bahwa anak sudah kenyang anak akan mengenali rasa lapar juga. 




Batasi Waktu Makan dan Jangan Berikan Gadget
Sesuai dengan presentasi yang diberikan oleh dr. Ranti lamanya waktu makan sebaiknya 30 menit. Berdasarkan pengalaman saya dengan Rafasya, membatasi waktu makan selama 30 menit ini berjalan dengan sangat mudah. Seringkali sebelum 30 menit, Rafasya sudah menghabiskan makanannya. Beda lagi dengan Arsel. Saya pernah berusaha membuat dia menghabiskan makanannya selama hampir 45 menit hanya karena milestone yang saya miliki dengan abang Rafa. Hasilnya? Arsel mengamuk karena dipaksa makan dan saya kesal luar biasa karena makanannya tidak habis. Jadi menurut saya waktu makan yang lebih dari 30 menit hanya akan membuat stres ibu dan juga anak. Plus berakhir dengan rumah berantakan karena ada banyak adegan menepis sendok. Haha.. Sekarang Alhamdulillah Arsel makan nggak lebih dari 30 menit.

Saya juga nggak menganjurkan pemberian gadget di waktu makan, baik dari usia MPASI sampai seterusnya. Pemikiran saya sih sederhana saja. Dengan melihat bentuk makanan, saya sekaligus Nisa mengajarkan nama dan bentuk makanan. Ini loh Nak yang namanya brokoli, wortel, tahu, tempe dan lainn sebagainya. Nah kalau ada gadget di antara saya dan anak di waktu makan, tentunya kemudahan sambil menemani makan kubisa mengajari anak tentang makanan ini nggak mungkin terjadi. Ya kan buibu.




Biasakan makan sambil duduk
Kalau kata abang Rafasya, "Makannya duduk, pakai tangan kanan, baca bismillah". Untuk mentemen yang muslim tentunya tahu ya kalau dalam Islam itu makan harus sambil duduk. Semuanya tentunya harus dibiasakan sedari awal MPASI. Dulu saat periode makan abang Rafasya, kami masih tinggal di rusunami jadi Rafasya selalu makan sambil duduk di stroller dilanjutkan dengan duduk di lantai menggunakan meja kecil. Alhamdulillah periode Arsel sudah di rumah. Jadi Arsel selalu makan di baby chair sampai usia 1 tahun lebih. Se - la - lu. Setelah itu Arsel mulai meminta duduk di meja makan bersama saya dan abang Rafa. 

Satu hal yang saya pelajari dari memiliki dua anak laki - laki dengan kepribadian yang berbeda adalah pembiasaan dan pengulangan terhadap sesuatu itu sangat penting dimulai sedini mungkin. Pembiasaan masalah duduk yang terkesan sepele ini memudahkan saya dan suami dalam hal duduk di carseat, duduk di Baby chair di restoran umum dan juga duduk sendiri saat makan. Alhamdulillah anak - anak mengerti dan sudah terbiasa. 

Contohkan ! 
Sebaik dan sesempurna apapun kita mengatur waktu makan dan menu makan seimbang untuk anak kita, tetap saja memberikan contoh merupakan kunci dari keberhasilan. Kalau ingin anak kita makan sayur bayam dan buah jeruk, ya Ayah Bundanya harus mengkonsumsi bayam dan jeruk. Kalau ingin anak kita makan brokoli dan semangka, ya Papa Mamanya harus makan brokoli dan semangka. Karena aksi akan bekerja lebih cepat dari pada teori. Jadi kalau buibu pakbapak ada yang nggak suka dengan jenis sayur atau buah tertentu, jangan ditularkan ke anaknya ya. Sejatinya, sayur dan buah jauh lebih sehat dibandingkan makanan kemasan. 




Setelah pemaparan dr. Ranti, acara dilanjutkan dengan demo masak MPASI bertema menu nusantara dengan menggunakan Philips Avent 4 In 1. Uwow gampang dan praktis deh penggunaannya. Dengan satu alat buibu pakbapak bisa mengukus, melumat, mencairkan dan memanaskan. Tombol untuk melumatkan nya juga nggak permanen, jadi teksturnya bisa disesuaikan. 






Menu yang dibawakan oleh mbak Aie langsung memenuhi ruangan dan bikin ngiler. Ya abis menunya Nasi Tim Ikan Bumbu Kuning plus Pulut Mangga. Endeus banget kan ya. Bisa sekalian bikin untuk orang serumah juga nih. 




Huwa.. Panjang juga ya ocehan saya tentang makan ini. Semoga bermanfaat ya untuk mentemen semua. Makasi banyak untuk The Urban Mama dan Philips Avent sudah mengadakan acara yang bermanfaat banget. Dan dibalik buibu dateng ke event demi menambah ilmu, selalu ada pakbapak yang jagain anak. 








No comments