Apa yang Saya Lakukan Saat Payudara Terasa Bengkak dan Nyeri ?

Another postponed story yang baru sempat dipublish sekarang

Buat buibu yang menyusui, payudara yang bengkak tentunya sering terjadi. Terkadang saat produksi ASI sudah banyak dan bayi belum menyusu, payudara ibu akan terasa penuh dan bengkak. Kalau saya sih solusinya dipompa. Beberapa kali saat Arsel baru lahir saya sempat mengalami payudara yang bengkak karena supply ASI yang meningkat. Jika sudah terasa penuh dan Arsel belum mau menyusu, saya akan langsung memompanya. Makanya di awal - awal bulan kehadiran Arsel, saya sempat memiliki stok ASIP satu freezer kulkas di rumah. Namun karena saya sebagian besar menghabiskan waktu di rumah, akhirnya Arsel pun menyusu langsung dan ASIP sya pun berakhir di kitchen sink. 

Setelah episode payudara penuh dan bengkak sampai harus dipompa di awal kelahiran Arsel, sejak Arsel berusia 7 bulan saya sudah tidak pernah mengalaminya lagi. Breast pump saya pun ngetem di lemari bersama stok diapers. Sekarang payudara saya akan terasa penuh saat menjelang waktunya Arsel menyusu, sekitar 2 jam kurang lebih. 




Tetapi sekitar bulan Februari kemarin saya kembali mengalami rasa payudara penuh dan keras. Yang aneh adalah kondisi ini terjadi saat saya selesai menyusui Arsel di waktu jam tidur malamnya. Menyusui bayi saat jam tidur malamnya berarti menyusui dalam waktu yang lumayan lama, sekitar 30 menit lebih. Karena menyusui sambil menidurkannya, wajar jika waktunya lebih panjang. Saat selesai menyusui saya merasa payudara kanan saya penuh dan keras plus sedikit nyeri. Tanpa menyadari apa yang sebenarnya terjadi, saya langsung menyiapkan Breast pump dan bersiap untuk memompanya. Saya pikir hal ini terjadi karena frekuensi Arsel menyusu yang memang sering akibat Arsel sedang kurang enak badan. 

Sambil memompa saya berusaha rileks dengan browsing di Instagram dan melihat - lihat galeri foto. Saya juga memijat payudara saya yang terasa keras. Ternyata hasil saya memompa selama 30 menit hanyalah 20 ml! Disini saya baru menyadari bahwa tampaknya ada yang aneh. Payudara kanan saya sangat keras dan nyeri jika ditekan. Tidak seluruh bagian, namun ada satu bagian yang keras. Duh, saya khawatir kalau saya terkena mastitis.

Setelah mengingat - ingat pesan suster di rumah sakit sebelum pulang, saya mencoba melakukan beberapa hal. Ini yang saya lakukan saat payudara saya bengkak : 

1. Mengompres dengan handuk hangat
Kemarin saya menggunakan was lap yang direndam di mangkuk berisi air panas. Saya nggak mencampur air panas dengan air biasa karena terlalu cepat dinginnya. Ya lumayan sih rasanya pas lagi memeras was lapnya, namun rasa hangatnya terasa lebih lama. Sekitar 15 menit saya mengompres dengan air hangat. Payudara saya langsung terasa lebih enak meski masih keras dan nyeri. 

2. Pijat lembut di sekitar daerah yang nyeri
Gerakannya bebas. Saya sudah nggak sempat gugling lagi karena semakin nyeri dan mulai terasa sampai punggung atas nyerinya. Jadi saya memijat lembut sekitar daerah yang nyeri juga di daerah yang nyeri. Gerakannya kebanyakan mengarah ke puting. Refleks saja sih. 

3. Meminta suami untuk memijat bagian punggung
Karena sakitnya mulai terasa sampai ke punggung, maka saya meminta bantuan suami untuk memijat bagian punggung dan pundak. 

4. Berusaha relaks
Ini agak sulit sih. Karena relaks disaat payudara nyeri dan cenut - cenut itu berat sodara - sodara. Namun saat berusaha relaks, harapannya akan terjadi Let Down Refleks. 

Lalu berhasilkah? Ternyata tidak buibuu. Pengen nangis saking nyerinya. Bahkan saat saya mencoba untuk tidur miring ke kanan, masyaAllah sakitnyaaaa. Jadi yang saya hanya merasa nyaman saat tidur telentang. Tapi kan nggak mungkin ya hanya telentang saja, karena selama saya mencoba untuk tidur saya juga harus tetap menyusui Arsel. Jadi meski pedih sakit dan nyeri saya tetap menyusui Arsel di kedua payudara. 

Alhamdulillah, saat saya bangun tidur bengkaknya sudah berkurang meski masih terasa keras. Puting saya pun terasa sakit. Tapi mengingat sebelum tidur, payudara saya juga sakit dan saya tetap menyusui berarti obatnya ya dengan tetap menyusui. Karena masih penasaran tentang penyebabnya, sebelum berkunjung ke klinik laktasi jari jemari syaa bergerilya. Langsung deh saya browsing. Ternyata dari hasil browsing, tampaknya saya 'hanya' mengalami penyumbatan aliran susu. 

Ternyata setelah saya browsing, ada beberapa penyebab mengapa saluran ASI bisa tersumbat, antara lain : 

1. Jarak menyusu yang terlalu lama
Jarak menyusu antara bayi ini bisa berbeda - beda tergantung bayinya. Kalau Arsel, sekarang jarak menyusunya sekitar 2 - 3 jam sekali jika tidak melewati waktu makan. Nah jika jarak waktu menyusunya berubah menjadi lebih panjang dari biasanya, sangat wajar jika payudara ibu terasa penuh dan keras. 

2. Tekanan pada payudara
Hal ini mungkin saja terjadi jika kita memegang payudara saat sedang menyusui karena khawatir hidung bayi tertutup oleh payudara kita. Biasanya ini di awal kelahiran sih ya, karena bayi masih belajar menyusu sehingga belum mendapatkan posisi yang tepat. Atau bisa saja karena penggunaan bra menyusui yang terlalu ketat.

3. Puting yang luka
Nah, ini nih episode horor para busui. Saat - saat dimana bayi sudah memiliki gigi merupakan saat dimana momen menyusui menjadi lebih heboh. Haha.. Ternyata puting yang luka bisa menyebabkan pemberian ASI terganggu dan berisiko tersumbat.

4. Ada pikiran yang mengganggu
Selain mengganggu banyak atau tidaknya ASI yang diproduksi ternyata stress atau memiliki pikiran yang mengganggu akan menyebabkan saluran ASI tersumbat. Kalau saya sih mottonya busui itu asal bahagia maka ASI akan mengalir dengan mudah. Makanya Alhamdulillah saya nggak menggunakan booster apa pun. Makan pun makan apa saja yang saya suka selama itu menyehatkan. Yang agak - agak kurang sehat juga boleh lah sesekali. Kan Ibu senang, bayi pun senang. Jadi semua hepi deh.

Dari ke 4 alasan yang saya temukan saat saya browsing, tampaknya saya mengalami alasan No 3. Arsel yang berusia 1 tahun ini sudah memiliki 6 gigi. Dan hobinya saat ini adalah menggigit puting saat menyusu dan menggigit apa saja yang ada di dekatnya. Mmm sedap deh rasanya. Biasanya trik saya untuk menghentikan gigitan bayi saat sedang menyusu adalah dengan memencet hidungnya sebentar. Refleks si bayi akan melepaskan gigitannya. It works on Rafasya and also Arsel. 

Itu saja alasannya? Hmm.. Kayaknya No 4 ada juga deh sedikit. Hahaha.. Pikiran apa sih? Ada deh..




1 comment

  1. jadi kebayang rasanya, pernah ngalami juga nih mba. Errr..panas dingin, ngiliu-ngilu nggak sedap..heuheu

    ReplyDelete