Sudah Sehatkah Kondisi Keuangan Kamu?

Coba yang merasa kalau pengaturan keuangan keluarganya masih berantakan, boleh mlipir ke sebelah kanan yaa. Yang merasa pengaturan keuangannya sudah oke, boleh mlipir ke sebelah kiri yaa. Nah kan, kelihatan deh kalau lebih ramai di sebelah kanan. Termasuk saya juga nih, ikutan mlipir ke kanan. Makanya Selasa kemarin saat diundang The Urban Mama untuk ikutan Workshop Keuangan bareng mbak Prita Ghozie, saya langsung menyanggupinya. 





Setelah di pagi hari agak galau karena Arsel yang lagi tumbuh gigi, akhirnya jam 10.30 saya pun sampai di Attarine. Pas nyampe sana acaranya sedang dibuka oleh mbak Adhe dari Visa. 




Nah, saat registrasi saya diberikan selembar kertas seperti di bawah ini. Katanya sih untuk diisi dan nanti akan dianalisa. Waaa.. Sempat deg - degan sih. Apalagi pas baca ada persentasenya gitu. Duh kalau saya paling banyak tuh ada di.. mmm.. anu.. ah sudahlah. Jadi malu sendiri nih.


Kok jadi malu sendiri? Iya. Karena saat saya mendengarkan paparan mbak Prita Ghozie, tampaknya banyak yang membuat saya terkejut. Misalnya saja nih ya, ternyata rumah yang kita tinggali itu bukan termasuk aset investasi loh. Jadi masuk kemana dong? Rumah yang kita tinggali itu termasuk ke konsumsi. Kenapa? Ya karena rumahnya kita tinggali. Lain cerita kalau kita memiliki rumah yang memang disewakan atau dikontrakkan.


Kemudian, mbak Prita Ghozie juga sempat membicarakan mengenai dana darurat. Nah ini nih. Sebelum kami membeli rumah, dana darurat kami aman bahagia tenteram di tempatnya. Namun begitu memutuskan untuk membeli rumah dan mengisinya, dana darurat kami pun menguap. Sayangnya sampai saat tulisan ini dipublish kami bisa dikatakan belum memiliki dana darurat. Duh. Karena sebaiknya dana darurat itu besarnya minimal 3x pengeluaran bulanan kita. Kalau pengeluaran bulanannya 5 juta, maka dana dsruratnya minimal 15 juta. Peer nih buat saya dan suami.  

Trus dana darurat ini bukan hanya digunakan jika terjadi sesuatu dengan si pencari nafkah. Namun dana darurat ini juga bermanfaat jika tetiba ada alat rumah tangga yang rusak. Misalnya saja tiba - tiba kulkas rusak dan harus diganti. Supaya nggak mengganggu pos yang lain, maka uang untuk membeli kulkas baru diambil dari dana darurat ini. 


Kemarin juga para peserta yang hadir mendapatkan informasi mengenai jenis - jenis keuangan. 

1. Tidak sehat
Maksudnya bagaimana nih? Jadi kondisi keuangan kamu termasuk ke dalam keuangan yang tidak sehat jika pengeluaran selalu > daripada pemasukan. Selalu berhutang dengan menggunakan jartu kredit plus tidak memiliki aset. 

2. Sehat
Kondisi keuangan kamu dikatakan sehat jika pengeluaran = pemasukan, tepat waktu dalam membayar tagihan kartu kredit dan memiliki investasi meski sedikit. 

3. Mandiri
Yang termasuk dalam kategori keuangan yang mandiri adalah penghasilan > pengeluaran. Tidak memiliki hutang kartu kredit dan memiliki investasi yang maksimal. 

4. Sejahtera
Kategori ini penghasilannya > pengeluaran, memiliki penghasilan pasif dari aset, todak memiliki hutang dan selalu berderma. Impian banget gak sih kategori sejahtera ini.

Mbak Prita Ghozie juga menjelaskan tentang komposisi keuangan yang baik. Sebaiknya komposisinya adalah 2,5% , gaya hidup 10 %, menabung 10%, biaya hidup 30%, cicilan 30% dan investasi 15%

Jadi bagaimana, kalau kamu sudah termasuk kategori keuangan yang mana? Sudah memiliki komposisi keuangan yang baik belum? Kalau belum yuks bareng - bareng sama saya membenahi keuangan keluarga. Meski kadang rasanya mata langsung pedih melihat cicilan rumah. Namun demi masa depan yang lebih baik, mari berusaha.

Tips lain tentang mengatur keuangan bisa dilihat di IG @ibuberbagibijak

3 comments

  1. kenapa komposisinya tidak 100 % yah mbak, saya hitung hanya 97.5 %. untuk 2.5 % itu sedekah yah mbak ?

    ReplyDelete
  2. Etapi bener jg sih yah klo rumah yg kita tinggali ini bkn invest, krn kan kita butuh. Masuk akal jg deh yah, klo invest mgkn rumah kau yg di Pondok Indah sm Lebak Bulus tuh, Buyuuuuu :p

    ReplyDelete
  3. malah fokus ke photobooth, cantik pake bunga2 :)

    ReplyDelete