ART Mudik di era Covid, bagaimana ya sebaiknya? Perlu Rapid Test atau PCR Test nggak ya?


 Bismillah

Halo mentemen, kali ini Buyu mau ajak kalian untuk ngobrolin tentang tes Covid -19. Kenapa sih kok tetiba pengen ngobrolin tentang tes ini? 

Jadi ceritanya sekitar 1 bulan yang lalu, si mbak yang kerja di rumah memutuskan untuk pulang kampung. Saat Idul Fitri dan Idul Adha ia memang nggakmudik. Selain karena memang sudah saya infokan tentang bahayanya Covid -19 ini juga karena memang kesadaran sendiri untuk menghindari tempat kerumunan seperti terminal bis. Alhamdulillah ya kan, jadi kami semua berlebaran di rumah saya karena memang saya juga nggak ke rumah orang tua meski jaraknya hanya 15km dr rumah saya. Semua ini kami lakukan demi menjaga orang yang kami sayang.




Namun ternyata awal Agustus ada keperluan dan si mbak harus pulang kampung untuk mengurus keperluan tersebut.Saat ia mengutarakan ingin pulang kampung saya langsung deg-degan dan memikirkan beberapa skenario termasuk opsi ia nggak usah balik lagi ker umah. Secara ya kan namanya juga pulang kampung, pasti ada berkumpul di terminal bis, di rumah makan dan di kampungnya. Langsung horor deh ngebayanginnya. 

Endingnya sih si mbak tetap pulang kampung. Karena ya bagaimanapun setidaknya ia sudah dengan sadar diri nggak mudik saat lebaran. Saya kan nggak bisa egois juga, apalagi ini memang keperluan mendesak. Si mbak izin pulang selama 2 minggu plus 2 hari intuk berangkat dan kembali lagi ke Jakarta.

Setelah menimbang - nimbang saya dan suami sepakat untuk menerima si mbak kembali dengan protokol kesehatan. Caranya bagaimana? Kami memilih untuk mengkarantina si mbak selama 2 minggu. Alhamdulillah saat tiba di Jakarta kondisi kesehatan si mbak berada dalam kondisi baik. Nggak ada betuk, demam atau sesak napas. Saya juga lumayan cerewet untuk mengingatkan pakai masker selama di perjalanan. 

Jadi begitu sampai Jakarta, si mbak langsung menempati kamar kosan yang sudah dibooked sebelumnya. Sayangnya nggak bisa diminta untuk setengah bulan, tetap harus 1 bulan. Jadi ya kami bayar untuk 1 bulan. Setelah menempati kamar kos, si mbak saya minta tes ke klinik kesehatan. Awalnya kami bingung pilih tes yang mana, tapi akhirnya kami memilih Rapid Test saja. Semua si mbak yang urus dan pergi sendiri. Ia sama sekali nggak datang ke rumah saya. Alhamdulillah hasil Rapid Testnya non reaktif. Barulah ia boleh ke rumah saya hanya untuk mengambil beberapa baju dan mukena. 

Asli masuk ke rumah cuma sekitar 5 menit. Plus nggak menyentuh apa pun selain lemari di kamar tidurnya. Haha.. Kemudian ia pun dikarantina di kosan selama 2 minggu. Untuk makan sehari - hari saya memberikan saldo agar bisa membeli makanan lewat ojol. Setelah 2 minggu, ia mengulang kembali Rapid Test yang hasilnya juga negatif. Alhamdulillah akhirnya si mbak bisa balik ke rumah saya dan bekerja kembali. Lumayan juga sih 1 bulan nggak ada yang bantuin. Lumayan bikin cenat cenut apalagi kalu pagi hari barengan Sekolah Online. Haha..

Pertimbangan kami memilih Rapid Test selain karena biaya juga karena si mbak saat sampai di Jakarta dalam kondisi sehat dan sudah memiliki tempat karantina. Jadi jika memang ternyata positif covid pun ada tempat untuk istirahat yang bersih. Oh ya juga karena usia si mbak yang memang masih muda. Jadi jika terkena Covid 19 pun insyaAllah bisa kembali sembuh dengan menerapkan pola hidup sehat. 

Memang lebih repot dan keluar biaya ekstra sih ya untuk melakukan semua hal di atas tadi. Tapi ya demi kesehatan bersama nggak apa merogoh tabungan untuk karantina, makan dan tes si mbak. Eh iya ngomong - ngomong teman - temang sudah paham kan ya bedanya Rapid Test dan PCR Test?

Perbedaan Rapid Test dan PCR Test

Dari beberapa website dan penjelasan yang saya baca, kurang lebih begini perbedaan antara keduanya. Ini pengertian sederhana dan singkatnya saja ya. 

Rapid Test: menggunakan sampel darah dengan tusuk jari atau dari pembuluh darah vena dengan prosedur yang sederhana dan cepat, hasilnya akan menunjukkan aktif atau non reaktif

PCR - Swab Test : menggunakan sampel dari rongga nasofaring dengan prosedur yang lebih rumit dan makan waktu, hasilnya akan menunjukkan positif atau negatif.

Tentunya kedua test ini memiliki perbedaan biaya. Namun kemarin yang kami pilih memang Rapid Test. 

Nah kalau teman - teman memerlukan kedua test tersebut baik Rapid Test atau PCR Test, sekarang bisa dilakukan di banyak lokasi lho. Langsung saja cek di Halo Doc untuk lebih lengkapnya. Iya Halo Doc. Sudah pada kenal kan dengan Halo Doc. Kalau mentemen carinya lewat Halo Doc pasti lebih puas. Karena sudah disesuaikan dengan lokasi tempat tinggal kita dan juga lengkap dengan lokasi plus biayanya. Jadi sekali klik bisa langsung dapat info yang komplit. Kita juga akan langsung diarahkan untuk membuat janji atau menelpon ke RS. Mudah dan komplit.


Ngomongin tes Covid 19 ini memang ngeri - ngeri sedap ya. Namun menghindari keluar rumah pun nggak semua orang bisa, untuk itu test seperti Rapid Test dan PCR Test ini hadir. Sebisa munggkin jangan keluar rumah ya mentemen. Tetap #dirumahaja jika memang kita mampu. Kalau harus keluar misalnya untuk bekerja, tetap patuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan / membawa hand sanitizer dan jaga jarak. Karena semuanya akan selesai jika kita bersama - sama menghadapinya. 

Tetap jaga kesehatan ya mentemen. 




1 comment

  1. Halo Buyu, wah udah lama kita gak bersua, udah lama juga aku gak berkunjung ke blogmu :) kangen jugaaa... :)

    Iya emang rawan bgt ya kalo ART pulkam, apakah kudu test lg atau gak ya. Biayanya jd gak murah ya krn kudu nyiapin tempat buat mereka isoman ya. Tp ya mau gmn lagi ya. Krn butuh ya.

    Emang rempong bgt ya kalo gada yg bantuin. Akupun ngerasain juga pas PJJ, krn emang aku juga gada ART di rumah :)

    Alhamdulillah skrg sudah aman jaya ya :)

    Sehat² selalu ya buat Buyu sekeluargaaa :*

    ReplyDelete